Rabu, 10 Juli 2013

Macam-Macam Tempat Pemeliharaan Ikan Sidat

Halo, di post ini saya akan membahas tempat pemeliharaan sidat dan juga keunggulan dan kekurangannya.
Sidat dapat dipelihara di beberapa media seperti :
1. Kolam tanah

2. bak fiber

3. aquarium

4. kolam terpal

5. jala terapung di danau/waduk

Keuntungan dan kekurangan dari masing masing tempat pemeliharaan
Kolam tanah :
keunggulannya : sidat lebih cepat besar, tidak butuh uang banyak air jika membendung air dari sungai kecil, tidak perlu aerator maupun filter
kekurangan : sidat lebih sulit dipantau karena rata rata kolam seperti ini airnya cukup keruh tidak dapat melihat sampai ke dasar kolam sehingga akan sulit memberi pertolongan pertama jika ada sidat yang sakit, butuh tanah yang relative besar dan ada akses ke sungai kecil.
Bak fiber :
Keunggulan : lebih mudah memantau sidat
bak fiber bisa dijual kembali jika sudah tidak mau memelihara sidat lagi. Luasan tanah yang dibutuhkan tidak terlalu besar
Kekurangan : biaya yang mahal dalam pembelian bak fiber, butuh aerator / fiber
Aquarium :
Keunggulan : bisa dibuat bertingkat dengan rak sehingga jumlah sidat yang dipelihara lebih banyak dan juga luasan tanah yang diperlukan tidak terlalu besar, lebih mudah memantau sidat karena bisa dilihat dari samping. aquarium bisa dijual kembali jika sudah tidak mau memelihara sidat lagi
kekurangan: sidat lebih lambat besar dibanding dengan kolam tanah, butuh aerator / filter.
Kolam terpal :
Keunggulan : biaya pembuatan kolam terpal termasuk murah, pemantauan sidat termasuk mudah.
kekurangan : butuh aerator/filter, kolam terpal sifatnya permanen dan tidak bisa dijual lagi jika sudah tidak mau memelihara sidat lagi
Jala terapung di danau/waduk :
keunggulan : biaya murah hanya tinggal menyiapkan jala saja, tanpa perlu biaya tambahan untuk pembelian air, tanpa biaya untuk menyiapkan filter maupun aerator
kekurangan : tidak banyak orang pnya akses ke danau/waduk.

Demikian sekilas mengenai keunggulan dan kekurangan dari beberapa tempat pemeliharaan sidat. Cara apa yang anda ingin gunakan dapat disesuaikan dengan keadaan tempat yang anda ingin gunakan untuk memelihara sidat.

Selasa, 09 Juli 2013

Pemeliharaan dan Pengelolaan Bak Beton / Tembok Budidaya Ikan


Wadah budidaya ikan dari bak tembok atau bak beton yang akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan persiapan wadah sebelum dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya. Persiapan wadah bak budidaya ikan bertujuan untuk mengkondisikan wadah agar dapat digunakan secara efesien dan memenuhi persyaratan lingkungan yang optimal, sehingga ikan dapat hidup dengan laju pertumbuhan yang optimum. Persiapan bak budidaya ikan meliputi:

1. Sanitasi wadah bak budidaya ikan
Wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan (bak) sebelum digunakan dibersihkan dari kotoran yang menempel, agar tidak terdapat sisa-sisa kotoran yang dapat menyebabkan pembawa penyakit.

Bahan yang digunakan untuk membersihkan wadah bak budidaya ikan dan merupakan desinfektan antara lain lain adalah Chlorin 200 ppm, Malachite green 100 ppm, Formalin 25 ppm dan alkohol 70%. Wadah yang akan dipergunakan setelah disikat, dibersihkan dan diberi desinfektan kemudian dibersihkan kembali dan wadah tersebut dibiarkan kering udara agar bahan beracun tersebut telah hilang menguap. Setelah dilakukan sanitasi diisi dengan air untuk memeriksa kebocoran bak.

2. Perbaikan wadah bak budidaya ikan
Sebelum wadah digunakan dilakukan pemeriksaan apakah bak tersebut siap untuk digunakan untuk budidaya ikan. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah bak budidaya ikan yang akan digunakan mengalami kerusakan baik karena kebocoran dasar dan dinding bak maupun karena adanya kebocoran pada pipa pengeluaran dan pemasukan. Oleh karena itu kerusakan tersebut harus diperbaiki dahulu sebelum digunakan. 

Bahan untuk memperbaiki kebocoran bak dapat berupa resin serat kaca untuk bak yang terbuat dari serat fiber, semen atau lem khusus untuk beton untuk bak yang terbuat dari beton, bila bak budidaya ikan yang akan digunakan terbuat dari plastik maka dapat digunakan selotip tahan air untuk menutupi kebocoran wadah budidaya. Setelah kerusakan diperbaiki maka bak harus dibiarkan beberapa hari agar bahan tersebut telah kering dan tidak membahayakan ikan yang akan dibudidayakan.

3. Perbaikan instalasi udara bak budidaya ikan
Pada wadah budidaya ikan yang menggunakan bak biasanya menggunakan alat bantu untuk meningkatkan kelarutan oksigen didalam wadah budidaya dengan menggunakan aerator ataupun blower. Oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan tersebut. Instalasi perawatab bak budidaya ikan udara terdiri dari pompa udara, penyaring udara, pipa penyalur, batu aerasi dan alat pengatur banyaknya aliran udara (kran).

Peralatan ini sering mengalami kebocoran pada pipa dan penyumbatan pada batu aerasi. Ganti atau perbaiki peralatan yang rusak dan tidak berfungsi lagi. Pompa udara merupakan alat yang paling penting pada proses budidaya ikan di bak karena banyaknya pengudaraan pada air media tergantung dari kekuatan pompa yang ada. Oleh karena itu pompa yang yang telah lemah harus segera diperbaiki, karena dapat berakibat fatal bagi ikan bila terhentinya aliran udara dalam waktu lama.

4. Perbaikan instalasi air bak budidaya ikan
Pada budidaya ikan menggunakan wadah bak biasanya tidak mempunyai pipa pemasukan air seperti dikolam, pada bak pintu pemasukkan air merupakan kran air yang dimasukkan kedalam bak budidaya ikan . Sumber air yang digunakan dapat berasal dari mata air atau dari sumur yang dipompakan ke bak-bak melalui pipa pengaturan. 

Kebocoran sering terjadi pada pipa penyaluran dan kran pengatur aliran. Air harus tetap tersedia karena untuk keperluan pergantian air pada media pemeliharaan ikan pada bak budidaya . Sedangkan pintu pengeluarannya berupa pipa yang terbuat dari pipa PVC dalam bentuk L atau lurus. Pintu pengeluaran air ini harus diperiksa apakah terjadi penyumbatan pada saluran pembuangannya.

Persiapan wadah budidaya ikan yang menggunakan akuarium tidak jauh berbeda dengan penggunaan bak.

Senin, 08 Juli 2013

Beberapa Contoh Resep Pakan Buatan Yang Sudah Pernah Dilakukan Oleh Petani Ikan Sidat

RESEP I :
- ikan rucah : 1kg
- bekatul halus : 1kg
- ampas tahu : 1kg
- tepung kanji : 0,25 kg
Cara mengolahnya adalah sbb :
Ikan rucah dimasukkan ke wadah terus dimasak tanpa air, setelah beberapa saat dan keluar airnya, campurkan bekatul, ampas tahu dan tepung kanji, tutup rapat dan biarkan sampai adonan keluar air dan airnya menyusut, aduklah secara merata sampai ikannya hancur, tekstur agak lengket tetapi masih lunak dan tidak gosong. Setelah adonan sudah matang dan kadar airnya berkurang biarkan dingin terlebih dahulu kemudian adonan pasta ini bisa dibentuk bulatan-bulatan sekepalan tangan atau bisa juga digiling dengan mesin penghancur bumbu/daging dan dijadikan pelet berbentuk agak panjang. Jemur sampai kering dan disimpan, khusus yang berbentuk pasta bisa disimpan di lemari es/dikukus agar tidak berjamur.

RESEP II :
- kacang hijau : 0,5 kg
- tepung darah : 1 kg
- ikan segar : 0,5 kg
- telur ayam : 1 butir
- sayur kangkung/bayam : 1 ikat
- rumput laut : 1ons/segenggam
Cara mengolahnya adalah sbb:
Kacang hijau direndam air dulu 4 jam, kemudian dimasak sampai air mendidih dan lunak, tambahkan sayuran dan rumput laut saat terakhir memasak kacang hijau, setelah itu campurkan tepung darah dan telur ayam. Sama seperti diatas, adonan pasta ini bisa dibentuk bulatan atau dijadikan pelet.

Cara membuat tepung darah adalah sbb :
Ambilah darah segar dari tempat pemotongan hewan (yang masih cair) masukkan dalam ember dan tambahkan katul halus/tepung jagung atau tepung lainnya, dibawa pulang terus dimasak, setelah matang dijemur. Setelah kering, digiling dan disimpan.
Dengan cara yang sama kita bisa juga membuat tepung sayur, tepung cacing, tepung ulat hongkong/jangkrik dll. Terlebih dahulu semua bahan dihaluskan/diblender terus dicampur tepung, dimasak dan dijemur dan digiling halus menjadi tepung.

RESEP III :
- pelet udang : 1 kg
- ikan segar : 0,5 kg
- bekicot/keong : 1 kg
- telur ayam : 1 butir
Cara membuatnya adalah sbb :
Ikan segar dan bekicot/keong diambil dagingnya saja, dimasak dengan air sedikit tambahkan pelet udang dan telur ayam, aduk merata. Adonan bisa berupa pasta atau dijadikan pelet.
Ketiga resep tadi, yang berbahan dasar ikan, bermacam tepung, pelet udang, dapat divariasi dengan bahan-bahan lain sesuai selera kita asal tetap disukai juga oleh ikan sidat.

Perbedaan jenis ikan sidat Marmorata Dan Ikan sidat Bicolor

Kadang kita sering mendengar istilah sidat marmorata dan juga sidat bicolor, tentu bagi yang sudah berpengalaman sudah pasti tahu perbedaan antara kedua jenis sidat ini yang sedang populer di indonesia untuk saat ini, bagi yang sudah berpengalaman silakan skip aja ke artikel yang lain dari pada mati kebosanan membaca tulisan ini, hehehe...
Sidat/Anguilla Marmorata

Tidak semua yang membaca tulisan ini tahu akan perbedaan jenis sidat marmorata dan bicolor, iya kan? mari sama-sama kita bahas satu persatu agar lebih jelas dan mudah dimengerti, jenis sidat marmorata atau bisa disebut dengan sidat kembang adalah jenis sidat yang mempunyai ciri warna tubuh seperti kulit kena penyakit panu, berbintik-bintik agak besar, dan mempunyai struktur tulang dan duri lebih rumit dibanding dengan sidat bicolor. Panjang sidat marmorata jika sudah memiliki berat 1kg bisa mencapai satu meter.

Ukuran fisik yang masuk konsumsi untuk jenis sidat marmorata adalah 500gram keatas per ekor tetapi yang paling banyak dicari pembeli adalah ukuran diatas 1kg per ekor, dengan harga lumayan mahal sekitar 150rb/kg untuk ukuran diatas 1kg/ekor. Sidat jenis marmorata ini banyak sekali ditemui di daerah timur indonesia seperti di Sulawesi, Ambon dan irian jaya. Menyebarjuga di kalimantan dan sumatera bagian utara katulistiwa.
Sidat/Anguilla Bicolor di bak Penampungan

Sedangkan ikan sidat jenis bicolor mempunyai ciri fisik berkulit halus dan mulus tanpa ada bintik, warna tubuh bagian atas lebih gelap daripada warna tubuh bagian bawah atau bagian perut sidat bicolor. Ukuran konsumsi untuk jenis sidat bicolor adalah 250gram ketas per ekor, sidat jenis ini memiliki strukur tulang dan duri hampir mirip 90% dengan jenis sidat anguilla japonica atau sidat khas jepang sehingga sidat jenis bicolor banyak diburu konsumen untuk dibuat unagi kabayaki.

Penyebaran sidat jenis bicolor banyak ditemui dipantai selatan pulau jawa membentang dari ujung kulon sampai dengan banyuwangi, sumatera bagian selatan khatulistiwa dan juga ada sebagian di kalimantan dan sulawesi. Harga pasaran untuk sidat jenis bicolor ukuran konsumsi 250gram keatas per ekor sekitar 80-100ribu per kilogramnya. Untuk harga benih per kilonya bervariasi antara 500ribu (glass eel), 400 ribu (elver kecil), 120ribu (fingerling), dan kisaran 90ribu untuk ukuran dibawah 200gram/ekor.

[Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan Sidat]


Selama kegiatan budidaya ikan sidat terdapat beberapa gangguan kesehatan pada ikan sidat antara lain hama dan penyakit yang memerlukan pengendalian sebagai berikut.

1. Hama
Menurut Liviawaty dan Afrianto (1998), hama ikan sidat yaitu organisme yang berukuran besar yang mampu menimbulkan gangguan atau memakan ikan sidat. Hama dapat berperan sebagai predator yang bersifat memangsa terutama pada stadia glass eel. Ada juga yang sifatnya sebagai kompetitor yang bisa menimbulkan persaingan dalam mendapatkan oksigen, pakan dan ruang gerak.

2. Penyakit.
2.1. Penyakit parasitik
Penyakit parasitik adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme parasit yang dapat menimbulkan penyakit seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan udang renik. Jenis penyakit parasitik yang menyerang ikan sidat berdasarkan jenis parasit yang menyerangnya antara lain :

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Bakteri adalah organisme satu sel yang mempunyai daerah penyebaran yang relatif luas sehingga hampir dapat dijumpai dimana saja. Bakteri mempunyai ukuran relatif besar daripada virus, yaitu 0.3 mikron – 0.5 mikron. Jenis penyakit pada ikan sidat yang disebabkan oleh bakteri diantaranya :

Aeromonas Disease
Penyebabnya adalah bakteri yang tergolong kedalam genus Aeromonas dan Paracolotrum. Menyerang bagian sirip sehingga sirip yang terkena penyakit ini akan mengembang. Penganganan ikan sidat yang terserang bakteri ini dapat dilakukan dengan senyawa sulfa, antibiotik atau senyawa furane yang dicampurkan terlebih dahulu ke dalam pakan.

Gill Disease
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang insang. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian karena merusak bagian insang, sehingga menganggu sistem pernapasan. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan melakukan perendaman kedalam methylene blue dan penambahan senyawa sulfa, furane atau senyawa kimia anti bakteri.

Red Disease
Penyebab penyakit ini adalah bakteri, yang menyerang pada ikan sidat dewasa.meyerang organ luar dan dalam seperti usus, hati dan ginjal. Bagian tubuh ikan sidat yang terkena penyakit ini menjadi kasar dan terlihat merah. Pengobatan ikan sidat yang terkena penyakit ini dapat diobati dengan melakukan kedalam malachit green atau methylene blue dan penambahan senyawa sulfa, furane atau senyawa kimia anti bakteri.

Penyakit yang disebabkan oleh virus
Virus adalah organisme penyebab penyakit yang sangat kecil karena memiliki ukuran tubuh antara 25 – 300 nanometer sehingga hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Aktivitas serangan virus yang bersifat akut menyebabkan kerusakan jaringan yang cukup luas dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. Penyakit ini menyerang pada insang dan ginjal ikan sidat. Tubuh ikan sidat yang terserang penyakit ini akan memendek (dehidrasi), densitas jarang meningkat dan jumlah garam tubuh menurun. Cara untuk mengobati penyakit ini dapat dilakukan dengan menambahkan garam ke dalam pakan.

Penyakit yang disebabkan oleh jamur
Jamur adalah mikroorganisme yang sering terlihat seperti benang yang tumbuh menyebar di bagian dalam atau luar tubuh ikan sidat. Jamur mempunyai ukuran lebih besar daripada bakteri sehingga lebih mudah dideteksi. Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur yang menyerang ikan sidat adalah cotton cap atau water muould. Penyebab dari penyakit ini adalah jamur Saprolegnia parsitica, yang biasanya banyak menyerang ikan sidat yang berukuran fingerling dan dewasa. Pengobatan ikan sidat yang sudah terserang penyakit ini dilakukan dengan cara perendaman kedalam larutan methylene blue 2 ppm selama 4 hari dengan masa istirahat 10 hari.

Penyakit yang disebabkan oleh protozoa
Beberapa jenis penyakit pada ikan sidat yang disebabkan oleh protozoa adalah sebagai berikut :

White Spot Disease.
Penyakit ini disebabkan oleh Ichthyophthrius multilifis yaitu jenis protozoa yang sering menyerang pada ikan, baik ikan hias ataupun ikan konsumsi. Sidat yang terserang protozoa ini akan terlihat bintik-bintik putih yang berdiameter 0.5 – 1 mm. Bagian tubuh ikan sidat yang terserang penyakit ini adalah pada bagian sirip, tutup insang dan ekor. Pengobatan yang paling efektif untuk memberantas patogen ini adalah pada fase kista atau post kista. Jenis obat yang dapat digunakan untuk memberantas jenis protozoa ini antara lain garam dapur (NaCl), methylene blue, formalin dan larutan kina.

Myxidium Disease
Penyebaran penyakit ini adalah dengan spora. Spora protozoa ini akan menimbulkan bulatan putih pada permukaan kulit ikan sidat yang terserang. Sejauh ini belum ditemukan cara untuk mengobati penyakit ini, apabila dalam kolam terdapat sidat yang telah terserang penyakit ini sebaiknya langsung dibuang.

Cripple Body Disease
Penyakit ini disebabkan oleh patogen Plisthopora yang termasuk protozoa. Jenis protozoa ini menyerang sistem jaringan sehingga menyebabkan tubuh ikan sidat yang terserang menjadi mengerut. Ikan sidat muda yang warna kulit tubuhnya putih susu dapat diindikasikan bahwa sidat tersebut telah terserang oleh protozoa jenis ini. Cara mengobati penyakit yang disebabkan protozoa ini belum ada, apabila pada kolam pemeliharaan ditemukan ikan sidat yang terserang sebaiknya langsung dibuang.

Penyakit yang disebabkan oleh Nematoda
Salah satu nematoda yang menyerang ikan sidat adalah Anguillicola grobiceps. Nematoda ini menyerang gelembung renang ikan sidat. Ikan sidat yang terinfeksi akan mengalami luka-luka dan borok. Perlakuan yang efektif untuk memberantas patogen ini masih belum ada, kecuali jika nematoda muda keluar dari gelembung renang menuju kolam, mereka tidak tahan terhadap formalin.

Penyakit yang disebabkan oleh Copepoda
Copepoda adalah jenis parasit yang biasa menyerang ikan sidat pada bagian luar Anchor Worm Disease. Copepoda yang menyebabkan penyakit ini adalah Lernea cyprinaceae. Menyerang bagian hidung dan mulut ikan sidat. Patogen ini dapat menyebabkan luka dan borok sehingga akan mengurangi kemampuan ikan sidat untuk makan. Pengobatan ikan sidat yang terserang cacing jangkar ini dapat dilakukan dengan merendamnya dalam larutan bromex 0.12 – 0.15 ppm atau larutan dipterex 0.25 ppm selama 4 – 6 jam. Perendaman dapat dilakukan dalam larutan Kliuj Permanganat (PK) tapi dosis penggunaan PK ini sedikit lebih rendah dari konsentrasi lethal bagi sidat, sehingga penggunaan PK jarang dilakukan.

Plistophora
Plistophora anguilarum merupakan parasit mikrosporidium yang menyerang otot ikan sidat. Patogen ini masuk melalui kulit dan masuk ke bagian otot kemudian membuat kista. Penyakit ini akan menyebabkan pertumbuhan terhenti dan permukaan tubuhnya tidak rata. Sampai dengan saat ini, belum ada perlakuan yang efektif untuk mengobati ikan sidat yang terserang penyakit ini, karena spora parasit ini memiliki dinding yang tebal sehingga bahan kimia tidak mampu menembusnya.

Cauliflower Disease
Penyakit ini akan membentuk tumor terutama pada bagian hidung dan mulut, sehingga mengganggu aktivitas ikan sidat terutama pada saat mencari makan. Belum ada cara pengobatan untuk jenis penyakit ini karena patogen penyebabnya pun sampai saat ini belum diketahui.

2.2. Penyakit non parasitik
Penyakit non parasitik adalah penyakit yang bukan disebabkna oleh hama ataupun organisme parasit. Penyakit non parasitik yang menimpa ikan sidat diantaranya disebabkan oleh :

Faktor lingkungan yang kurang menunjang bagi kehidupan ikan sidat.
Faktor lingkungan tersebut antara lain : pH air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kandungan oksigen yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, fluktuasi suhu yang terlalu tinggi dan perubahan mendadak serta adanya polutan.

Kualitas pakan
Pakan yang diberikan kurang baik (malnutrisi) anatara lain: kekurangan vitamin, gizinya terlalu rendah, kualitas bahan baku pakan yang jelek.

Turunan, antara lain kelainan fisik yang sudah ada sejak lahir.
Salah satu penyakit non parasitik yang sering dialami pada pemeliharaan ikan sidat adalah deplesi oksigen. Pengaruh dari deplesi oksigen terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Konsentrasi oksigen terlarut pada kolam rendah, ikan sidat akan mengalami stress sehingga mudah diserang oleh patogen lain. Kejadian ini biasanya terjadi pada saat malam hari karena konsentrasi oksigen terlarut dalam air dipengaruhi oleh fotosintesis, respirasi dan proses difusi. Kegiatan fotosintesis terjadi pada siang hari dan proses respirasi akan menghasilkan karbondioksida sehingga pada malam hari konsentrasi oksigen terlarutnya rendah. Cara untuk memecahkan masalah kekurangan oksigen ini adalah membantu menambahkan adanya proses difusi yang dapat dilakukan dengan pemasangan kincir.

Selasa, 11 Desember 2012




Cara Budidaya Ikan Sidat

Ikan Sidat (anguilla bicolor), termasuk familiAnguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A. Bicolor Pacifica, dan A. celebensis. Ikan Sidat mungkin tidak dikenal oleh banyak orang di sini. Tapi, di berbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona yang harganya sangat mahal.
Permintaan ekspor sidat terus meningkat. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya, teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai.
Ikan sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.
Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram. Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram. Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.
Teknologi budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia. “Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budi daya ikan sidat,”






 


Ikan sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu ikan sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.
Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara rp 20.000-rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata rp 75.000/kg; jenis anguilla marmorata rp 125.000-rp 175.000/kg.
Larva sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan larva ikan sidat dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Ikan sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum ikan sidat memakan berbagai jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan ikan sidat umumnya pada malam hari (nokturnal).
ikan sidat telah dibudidayakan secara intensif di eropa khususnya di norwegia, jerman dan belanda serta asia, yaitu : jepang, taiwan dan china daratan. Di negara-negara lain seperti australia, indonesia dan beberapa negara eropa dan afrika barat umumnya produksi ikan sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam.. Ikan sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan ikan sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door).
Secara praktis ikan sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya ikan sidat yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.
Lingkungan perairan yang baik untuk budidaya ikan sidat
A. Suhu.
Pada pemeliharaan benih ikan sidat lokal, a. Bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°c.
B. Salinitas.
Pada pemeliharaan ikan sidat lokal.,, a. Bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7 ppt.
C. Oksigen terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh ikan sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm.
D. Ph.
Ph optimal untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 7 – 8.
E. Amonia (n h3- n) dan nitrit (no2-n)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian ikan sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 – 40 ppm seluruh ikan sidat mengalami methemoglobinemie.


Kebutuhan nutrien
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, ikan sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).
Budidaya ikan sidat pada jaring apung
A. Jaring apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.
B. Benih ikan sidat.
Benih ikan sidat (anguilla bicolor) berbobot 15 – 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih ikan sidat diperoleh dari pelabuhan ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.
C. Padat penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih ikan sidat.
D. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan :
¦ protein 47,93%
¦ lemak 10,03%
¦ seratkasar 8,00%
¦ betn 8,32%
¦ abu 25,71%
Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan konvensi pakan sebesar 1,96. Dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.
E. Masa pemeliharaan dan panen.
Pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 – 8 bulan, dan masa. Panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Ukuran ikan sidat yang, dipanen dapat – mencapai ukuran. Konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor.
pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.

.._______ THANK YOU HAVE VISITED MY BLOG ________