Cara Budidaya Ikan Sidat
Ikan Sidat (anguilla
bicolor), termasuk familiAnguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan
paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan Sidat, yaitu : Anguilla
encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A. Bicolor Pacifica, dan A.
celebensis. Ikan Sidat mungkin tidak dikenal oleh banyak orang di sini. Tapi,
di berbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona yang harganya sangat
mahal.
Permintaan
ekspor sidat terus meningkat. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya,
teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya sidat
berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai.
Ikan
sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang
mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing
menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.
Kandungan
vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi
lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega
yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram. Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337
mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau
tenggiri 748 mg/100 gram. Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742
mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri
yang hanya 409 mg/100 gram.
Teknologi
budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru
ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang
merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan.
Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal
tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari
Indonesia. “Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami
untuk melakukan penelitian budi daya ikan sidat,”
Ikan
sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa,
setelah itu ikan sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi.
Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus
ke perairan pantai. Ikan sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel)
akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.
Harga
ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat
untuk elver dengan harga jual antara rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram
berkisar antara rp 20.000-rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram
untuk jenis anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata rp 75.000/kg; jenis
anguilla marmorata rp 125.000-rp 175.000/kg.
Larva
sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan larva ikan sidat dimulai
pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan
keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Ikan
sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum ikan sidat memakan berbagai
jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan
kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas
makan ikan sidat umumnya pada malam hari (nokturnal).
ikan sidat telah
dibudidayakan secara intensif di eropa khususnya di norwegia, jerman dan
belanda serta asia, yaitu : jepang, taiwan dan china daratan. Di negara-negara
lain seperti australia, indonesia dan beberapa negara eropa dan afrika barat
umumnya produksi ikan sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam..
Ikan sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar
ruangan (outdoor). Di indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan
sepanjang tahun maka pemeliharaan ikan sidat dapat dilakukan di luar ruangan
(out door).
Secara
praktis ikan sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam
beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang
digunakan dalam budidaya ikan sidat yang hamus diperhatikan adalah bagaimana
mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.
Lingkungan
perairan yang baik untuk budidaya ikan sidat
A.
Suhu.
Pada
pemeliharaan benih ikan sidat lokal, a. Bicolor bicolor, suhu terbaik untuk
memacu pertumbuhan adalah 29°c.
B.
Salinitas.
Pada
pemeliharaan ikan sidat lokal.,, a. Bicolor bicolor (elver), salinitas yang
dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7 ppt.
C.
Oksigen terlarut.
Kandungan
oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh ikan sidat berkisar antara 0,5 – 2,5
ppm.
D.
Ph.
Ph
optimal untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 7 – 8.
E.
Amonia (n h3- n) dan nitrit (no2-n)
Pada
konsentrasi amonia 20 ppm sebagian ikan sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie
dan pada konsentrasi 30 – 40 ppm seluruh ikan sidat mengalami
methemoglobinemie.
Kebutuhan
nutrien
Seperti
halnya jenis ikan-ikan lain, ikan sidat membutuhkan zat gizi berupa protein,
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah 45%
untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).
Budidaya
ikan sidat pada jaring apung
A.
Jaring apung.
Satu
unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring
berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya
ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan
lebar 60 cm.
B.
Benih ikan sidat.
Benih
ikan sidat (anguilla bicolor) berbobot 15 – 20 gram per ekor dengan panjang
20-30 cm.. Benih ikan sidat diperoleh dari pelabuhan ratu hasil tangkapan
nelayan di perairan umum.
C.
Padat penebaran.
Setiap
kolam ditebar 100 kg benih ikan sidat.
D.
Pakan.
Pakan
yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan :
¦
protein 47,93%
¦
lemak 10,03%
¦
seratkasar 8,00%
¦
betn 8,32%
¦
abu 25,71%
Pakan
diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan konvensi pakan sebesar 1,96. Dengan
konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan
mortalitas 9,64 %.
E.
Masa pemeliharaan dan panen.
Pemeliharaan
ikan sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 – 8 bulan, dan masa. Panen
secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Ukuran ikan sidat
yang, dipanen dapat – mencapai ukuran. Konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor.
pemeliharaan ikan sidat pada
kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif
dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung.
Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas
perairan umum yang dipergunakan.
.._______ THANK YOU HAVE VISITED MY BLOG ________
Good artikel....
BalasHapusLebih lengkap lagi kalau bisa dilengkapi dengan analisa usahanya
BalasHapusBoleh ikut Kerjasamanya, Daerah Mana? Saya Juga Pemain Sidat.
BalasHapushttp://budidayasidatku.blogspot.co.id/